Senin, 30 Agustus 2010

Waspadai Penyakit Peptic Ulcer karena terlalu banyak makan ketika lebaran

SEKALI lagi, ada kecenderungan untuk banyak makan dan makan banyak pada hari Lebaran. Apapun yang dihidangkan “disikat” habis. Orang seperti lupa pada keadaan dan kondisi tubuh. Setelah Lebaran baru orang mengeluh.

Salah satu dari sekian banyak penyakit yang muncul pada dan sesudah Lebaran adalah peptic ulcer atau biasa dikenal dengan borok perut atau tukak lambung. Penyakit itu muncul karena makanan yang masuk menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.

“Belum lagi orang tersebut sudah memiliki bakat penyakit tertentu. Misalnya, orang tersebut memiliki bakat rematik. Selama Lebaran, orang itu makan jeroan. Itu kan harus diberi obat-obatan rematik. Nah, kenalah. Sudah lambung terkena makanan yang iritatif, ditambah obat-obatan, borok perut semakin gampang tercetus,” terang dr Galih Sri Mahardjo SpPD.

Pada awalnya, borok-borok tersebut terjadi karena korosi yang disebabkan oleh getah lambung yang asam yang disekresikan oleh sel-sel labung. Dalam perkembangannya, bakteri bisa berubah menjadi kanker perut. Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama borok adalah infeksi pada lambung karena aktivitas bakteri Helicobacter pylori. Bakteri Helicobacter pylori adalah bakteri yang mampu bertahan dalam tubuh dengan memanipulasi sistem sel imun yang penting. Bakteri ini bisa menyebabkan peradangan pada lambung dan bersifat kronis. Helicobacter pylori akan sangat mudah menginfeksi bila sudah ada luka dalam saluran pencernaan.

Lalu kaitannya dengan makanan? Menurut dr Galih banyak sekali jenis makanan atau hidangan pada hari Lebaran yang iritatif atau menyebabkan iritasi terhadap lambung.

“Makanan yang iritatif seperti makanan bersantan, minuman bersoda, goreng-gorengan, yang terlalu pedas, terlalu asam, mangga. Itu makanan yang kurang bagus pada hari Lebaran. Tidak Lebaran pun makanan tersebut kurang bagus. Apalagi saat Lebaran,” jelasnya.

Tambahan lagi, kondisi pencernaan belum sestabil hari-hari biasa. Pada hari Lebaran, alat pencernaan akan memulai peranannya kembali secara stabil, setelah sebelumnya -selama sebulan- bekerja lebih ringan.

“Prakondisi puasa itu kan kondisi lambung tertentu, ya. Yang biasanya makan 3 kali, pas puasa hanya 2 kali. Ditambah produksi asam lambung yang terus-menerus dan tidak terpakai. Ini makin mendukung untuk mengiritasi lambung,” katanya.

Kondisi tersebut bisa bertambah parah bila pada hari Lebaran, makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang iritatif. Luka bisa terjadi pada dinding atau lapisan lambung atau pada dinding usus.

“Nah, kalau ditambah dengan  makanan yang iritatif itu akan sangat mempermudah terjadinya luka pada usus halus atau usus dua belas jari,” imbuhnya.

Dalam ilmu kedokteran, penyebab borok perut ini tak lagi karena gaya hidup yang tak sehat seperti telat makan. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor detensif. Faktor agresif adalah faktor-faktor yang menyerang seperti makanan yang merangsang dan beberapa obat yang sudah dijelaskan di atas. Sedangkan faktor detensif adalah faktor yang berhubungan dengan ketahanan tubuh seperti kekuatan sel-sel lapisan usus itu sendiri, prostaglandin yang bisa menetralisir asam, dan waktu pengosonan lambung.

Gejala-gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit lambung lainnya. Gejala ringannya, antara lain nyeri di ulu hati. Nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung yang menimbulkan erosi dan peradangan kimiawi. Rasa nyeri ini variatif pada setiap individu. Terkadang sering juga disertai dengan rasa terbakar atau hurtburn.

“Gejalanya bisa terdeteksi dari yang ringan seperti sebah, kembung, tidak nyaman atau nyeri di ulu hati, mual, muntah, dan pada kondisi yang parah bisa terjadi muntah darah atau berak berdarah,” terangnya. Pada keadaan yang berat, gejala biasanya disertai rasa sakit yang luar biasa pada perut atau colic abdomen.

Pada gejala ringan, penyakit ini membuat penderita lemas dan merasa nyaman. “Dari rasa tidak nyaman itu sendiri, nafsu makan berkurang, sehingga intake berkurang,” tukasnya.

Perdarahan mengindikasikan bahwa luka yang diderita tidak hanya pada bagian permukaan atau lapisan saja, tetapi juga bagian dalam. Kondisi ini bisa semakin parah bila luka berlanjut menjadi lubang atau perforasi.

“Belum lagi kalau sudah ada berak darah. Itu kan lukanya makin dalam. Yang gawat kalau terjadi lubang atau perforasi pada bagian makanan yang ditelan masuk ke dalam rongga perut dan bukan lambung. Perlubangan ini bisa menembus dinding usus atau lambung,” jelasnya.

Selain itu, perdarahan juga dapat mengurangi volume darah dalam tubuh. Akibatnya tubuh bisa kekurangan darah atau anemia. “Tentunya ini dengan segala aspek yang menyertainya seperti jantung-ginjal, dan sebagainya,” imbuhnya.

Pencegahannya adalah dengan menerapkan pola makan yang sehat. “Kalau sudah waktunya makan, ya makan. Jangan ditunda-tunda. Nanti asam lambungnya bisa mengiritasi lapisan dinding lambung. Kemudian usahakan jangan terlalu iritatif,” nasihatnya.

Sementara pengobatannya disesuaikan dengan gejala yang ditimbulkan. “Dilihat dari gejalanya seperti pemberian antasida bila gejalanya mual, dengan pemberian obat-obatan yang bisa menghambat produksi asam lambung. Nama golongannya adalah obat golongan H2bloker,” jelas dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada ini.

Begitu pula bila borok perut menyebabkan komplikasi. Pengobatannya mengacu pada komplikasi yang ditimbulkan. “Kalau sudah terjadi perlubangan, ya dilakukan tindakan medis berupa pembedahan,” tukasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan pesan anda untuk artikel ini tapi JANGAN coba-coba mengirimkan SPAM. Dan jangan lupa untuk mengklik iklan yang ada di blog ini agar blog ini terus berkembang menjadi lebih baik dan berkualitas...1 iklan yang anda klik akan sangat bermakna bagi kami...

Related Posts with Thumbnails