CAPE TOWN – Uruguay mendapat ujian yang tidak ringan dalam semifinal Piala Dunia 2010 dini hari nanti. Mereka harus menghadapi Belanda, yang melaju ke empat besar setelah menyingkirkan Brazil dengan skor 2-1 Jumat lalu (2/7). Yang membuat repot, satu-satunya wakil Amerika Selatan itu sama sekali tidak mengenal karakter sang calon lawan.
Terpisah di dua konfederasi yang berbeda, Belanda dan Uruguay memang tidak sering bertemu. Mereka hanya pernah bentrok dua kali, itu pun sudah lewat tiga dekade silam. Yakni di babak pertama Piala Dunia 1974 dan dalam sebuah laga uji coba pada Desember 1980. Hasilnya, Belanda memenangi laga pertama dengan skor 2-0, dan Uruguay unggul dengan skor sama di pertemuan terakhir.
’’Laga melawan Belanda sangat merepotkan. Bukan saja karena mereka sangat kuat, tetapi juga karena kami sama sekali tidak mengenal gaya mereka,” ungkap Sebastian Abreu, gelandang serang Uruguay, seperti dikutip Sky Sports. ’’Kami harus menonton banyak rekaman video dari zaman dahulu untuk mempelajari karakter tim tersebut,” lanjut pahlawan kemenangan Uruguay di perempat final melawan Ghana itu.
’’Berdasarkan pengamatan sementara kami, Belanda dan Uruguay memainkan gaya sepak bola yang tidak jauh berbeda. Mereka punya potensi yang sangat bagus di sektor tengah dan depan, dengan koleksi pemain seperti (Wesley) Sneijder dan (Arjen) Robben,” ulas Abreu.
Menurut gelandang Botafogo berusia 33 tahun itu, pelatih Uruguay Oscar Washington Tabarez meminta anak buahnya untuk fokus mengawal Robben. Tabarez menilai, pergerakan winger Bayern Munchen itu lebih berbahaya daripada Sneijder atau striker Robin van Persie.
Tetapi yang bikin sulit, tak satu pun di antara pemain Uruguay yang pernah berhadapan langsung dengan pemain botak berusia 26 tahun tersebut. Memang, banyak anggota skuad Charruas –sebutan Uruguay– yang bermain di Eropa. Tetapi, musim lalu, tim-tim mereka tidak berlaga di level yang sama dengan Bayern. Hanya striker Atletico Madrid Diego Forlan yang sedikit punya pengalaman menghadapi Robben, yakni ketika dia masih bermain di Real Madrid.
’’Tabarez selalu menekankan betapa pentingnya mematikan gerakan Robben. Tetapi, kami tidak mengerti maksudnya. Apa yang ada di video sering jauh berbeda dengan apa yang ada di lapangan,” curhat Abreu. ’’So, secara teori, kami tahu cara menghentikan dia. Tetapi keberhasilannya di lapangan, itu urusan belakangan,” tandasnya.
Di sisi lain, Belanda tidak terlalu memusingkan calon lawannya. Memang, Robin van Persie dkk. juga sama butanya akan kekuatan Uruguay. Namun, kubu Oranje –sebutan Belanda– beranggapan musuh terbesar adalah diri mereka sendiri. Karena itu, pelatih Bert van Marwijk mati-matian memoles mental anak buahnya untuk siap menghadapi Uruguay yang punya sejarah dua kali juara.
’’Tenang saja, kami tidak akan bernasib seperti tim besar lain yang rontok di tangan underdog,” cetus Van Persie kepada Reuters. ’’Kami punya karakter yang tidak dimiliki tim-tim seperti Argentina dan Inggris yang sudah gugur. Kami punya permainan kolektif, dan tidak bertumpu pada satu nama pemain. Beda dengan Inggris yang mengandalkan (Wayne) Rooney dan Argentina dengan (Lionel) Messi. Dengan permainan seperti saat mengandaskan Brazil, kami akan melaju,” yakin striker Arsenal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan anda untuk artikel ini tapi JANGAN coba-coba mengirimkan SPAM. Dan jangan lupa untuk mengklik iklan yang ada di blog ini agar blog ini terus berkembang menjadi lebih baik dan berkualitas...1 iklan yang anda klik akan sangat bermakna bagi kami...