
JAKARTA- Sebelum memutuskan memilih tanah Palestina, bangsa Yahudi sempat mempertimbangkan bakal mendirikan negara Israel di Uganda atau Argentina. Namun, rencana itu urung diwujudkan.
Kaum Zionis menghentikan ide mendirikan Negara Yahudi di Uganda sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Konferensi Zionis keenam yang diadakan pada tahun 1903. Begitu pula dengan Argentina, yang awalnya dipilih karena wilayahnya yang luas dan subur dengan tingkat hunian yang rendah.
Zionisme bersikeras menjadikan Palestina sebagai pilihan final untuk mendirikan negara Yahudi yang telah diakui oleh undang-undang dasar. Itu karena mereka menggunakan keimanan Yahudi dalam upaya merealisasikan tujuan membangun Negara Yahudi yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Perjanjian Lama (kitab Taurat).
Kitab ini menggambarkan bahwa bangsa Yahudi adalah manusia pilihan Tuhan khususnya dalam sumpah Tuhan kepada Ibrahim: “Kepada para keturunanmu Aku telah berikan tanah ini yang membentang dari Sungai Mesir (Nil) hingga sampai ke Sungai Besar (Efrat).” Diktum ini dijadikan sebagai landasan pijak ajaran Zionisme.
Heim Wiseman, Presiden Pertama Israel, setelah berdirinya Negara Israel pada tanggal 15 Mei 1948 mengatakan bahwa naluri agama adalah esensi dari Zionisme dan sebagai sumber kekuatannya.
Zionisme sendiri diartikan sebagai sebuah gerakan politik kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan yang muncul di abad ke-19 ini semula ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika kemudian berubah di tanah Palestina

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan anda untuk artikel ini tapi JANGAN coba-coba mengirimkan SPAM. Dan jangan lupa untuk mengklik iklan yang ada di blog ini agar blog ini terus berkembang menjadi lebih baik dan berkualitas...1 iklan yang anda klik akan sangat bermakna bagi kami...